Penyembahan Berhala di Zaman Modern
Berhala, dalam pengertian spiritual, adalah segala sesuatu yang menguasai hati manusia lebih dari Tuhan. Bentuknya beragam, mulai dari keinginan akan kekuasaan, pengakuan, status, hingga materialisme. Misalnya:
- Pencarian Kekuasaan: Ketika seseorang rela mengorbankan nilai-nilai moral demi mencapai posisi tertentu, kekuasaan menjadi berhala.
- Obsesi Terhadap Popularitas: Media sosial sering menjadi sarana di mana pengakuan dari manusia menjadi pusat hidup. Ketika jumlah “likes” atau “followers” menjadi sumber identitas, ini adalah bentuk penyembahan berhala.
- Materialisme dan Konsumerisme: Ketika manusia terjebak dalam pola pikir bahwa kebahagiaan hanya dapat dicapai melalui harta atau barang mewah, dunia materi telah menjadi tuhan kecil yang mereka layani.
Mammon: Dewa Kekayaan di Akhir Zaman
Mammon adalah simbol dari perbudakan manusia terhadap uang dan kekayaan. Dalam Alkitab, Yesus memperingatkan bahwa kita tidak bisa melayani dua tuan: Tuhan dan Mammon (Matius 6:24). Di akhir zaman, penyembahan mammon sering terlihat melalui:
- Keserakahan: Keserakahan muncul ketika manusia tidak pernah merasa cukup. Bahkan, mereka rela menghalalkan segala cara untuk memperkaya diri sendiri.
- Ketidakpedulian Sosial: Ketika orang lebih peduli mengumpulkan kekayaan daripada berbagi dengan yang membutuhkan, ini adalah tanda mammon telah menguasai hati.
- Ketergantungan pada Sistem Ekonomi Dunia: Banyak orang menempatkan keyakinan mereka pada stabilitas ekonomi, saham, atau aset duniawi, tanpa mempercayakan masa depan mereka kepada Tuhan.
Penyembahan Berhala dan Mammon: Dampaknya di Akhir Zaman
- Kekacauan Spiritual: Ketika manusia memuja hal-hal duniawi, hubungan mereka dengan Tuhan menjadi rusak. Akibatnya, kekosongan batin semakin mendalam.
- Ketidakadilan Sosial: Keserakahan yang lahir dari penyembahan mammon menciptakan ketimpangan sosial yang semakin besar. Orang miskin semakin tertindas, sedangkan kekayaan menumpuk di tangan segelintir orang.
- Kehancuran Moral: Berhala modern mempromosikan hidup yang hanya mengejar kenikmatan sementara, sehingga nilai-nilai moral dan etika tergantikan oleh egoisme dan relativisme.
Bagaimana Menghindari Penyembahan Berhala dan Mammon
- Membangun Hubungan dengan Tuhan: Fokus pada doa, meditasi, dan membaca firman Tuhan untuk menjaga hati tetap terhubung pada yang ilahi.
- Menghidupi Prinsip Kebercukupan: Belajar merasa cukup dengan apa yang dimiliki dan mengutamakan memberi kepada sesama.
- Mengutamakan Nilai-Nilai Kekal: Daripada mengejar hal-hal sementara, berinvestasilah pada hal-hal yang memiliki dampak kekal, seperti kasih, pengampunan, dan pelayanan kepada sesama.
Kesimpulan
Penyembahan berhala dan mammon di akhir zaman tidak selalu terlihat jelas, tetapi dampaknya sangat nyata dalam kehidupan manusia modern. Sebagai manusia spiritual, kita dipanggil untuk melepaskan diri dari segala hal yang menguasai hati lebih dari Tuhan. Dengan menempatkan Tuhan sebagai pusat kehidupan, kita dapat menjalani hidup yang bermakna dan selaras dengan tujuan ilahi.
“Karena di mana hartamu berada, di situ juga hatimu berada” (Matius 6:21).
Pertanyaannya adalah: Apa yang menjadi “harta” terbesar dalam hidupmu hari ini? Apakah itu Tuhan, atau sesuatu yang lain