Oleh: Agusto Sulistio – Mantan Kepala Aksi & Advokasi PIJAR era Tahun 90-an
Menarik untuk dianalisa lebih dalam terkait isu seputar imigran Amerika jelang Pilpres Amerika Serikat jelang akhir tahun 2024. Jika dikaitkan dengan isu pasca pilpres 2024 di negara kita bulan lalu tentu belum terlihat memiliki relasi isu yang sama dan kuat. Namun demikian, kedepan pilpres negara kita, para kandidat pada saatnya akan manfaat isu imigran, seperti yang dilakukan presiden Amerika, Joe Biden jelang dirinya maju kembali sebagai kandidat capres 2024 Amerika, mengingat latar belakang sejarah bangsa Indonesia terdiri dari beragam suku budaya melalui jalur laut para imigran dari bangsa Arab, India, Cina, Eropa dalam aktivitasnya sebagai pedagang, dll ke Indonesia.
Catatan yang saya ambil dari berbagai pemberitaan Fox News, BBC, CNN Internasional (Media Internasional) jelang pilpres 2014 Amerika, bahwa Isu imigran kini telah menjadi faktor sorotan publik yang paling esensial disamping isu genosida yang dilakukan Israel terhadap rakyat Palestina di jalur Gaza.
Sebelum masuk ke persoalan substansial jelang pilpres 2024 Amerika, berikut sekilas sejarah imigran di Amerika Serikat.
Sejarah migran di Amerika dalam perspektif budaya dan kebangsaan Amerika, bahwa diawal sejarahnya, migrasi telah menjadi ciri khas bangsa Amerika. Migrasi pertama ke Amerika Utara oleh suku-suku asli berasal dari Asia melalui Selat Bering, yang membentuk dasar budaya dan keberagaman etnis Amerika.
Kemudian selama berabad-abad, imigrasi Eropa ke Amerika membentuk keragaman budaya yang menjadi ciri khas Amerika Serikat. Imigran dari berbagai negara Eropa membawa dengan mereka tradisi, bahasa, dan agama mereka sendiri, yang kemudian menjadi bagian dari kultur Amerika.
*Pengaruh Budaya Imigrasi Sejak Abad ke-19 ke Amerika*
Abad ke-19 terjadi gelombang besar imigrasi dari Eropa, Asia, dan Amerika Latin ke Amerika Serikat. Imigran ini membawa berbagai tradisi budaya mereka, yang menjadi bagian dari mosaik budaya Amerika. Migrasi selama abad ke-20 masuk imigran dari seluruh dunia ke Amerika Serikat, termasuk imigran dari Amerika Latin, Asia, dan Timur Tengah. Ini berkontribusi pada pembentukan budaya Amerika yang semakin beragam dan multikultural.
Budaya imigran telah memberikan kontribusi besar terhadap identitas nasional Amerika, dengan makanan, musik, seni, dan tradisi budaya dari berbagai negara menjadi bagian penting dari kehidupan sehari-hari di Amerika Serikat.
*Perjuangan dan Integrasi*
Meskipun imigran telah membawa kekayaan budaya mereka sendiri, mereka juga sering menghadapi tantangan dalam berintegrasi ke dalam masyarakat Amerika. Meskipun demikian, banyak imigran telah berhasil menemukan tempat mereka dalam kehidupan Amerika dan menjadi bagian integral dari masyarakat Amerika Serikat. Melalui sejarah migrasi yang panjang dan beragam ini, Amerika Serikat telah menjadi tempat bagi berbagai budaya dan kebangsaan untuk bersatu dan membentuk identitas nasional yang unik. Budaya imigran terus menjadi salah satu pilar dari kebangsaan Amerika, mencerminkan nilai-nilai perbedaan yang luas, keragaman, dan kemajuan.
Karena itulah kemudian persoalan imigran menjadi sorotan para pemilih Amerika pada setiap pilpres, khususnya di Abad ke 19. Suara para imigran memiliki kekuatan tersendiri yang kemudian mampu mempengaruhi popularitas seorang kandidat presiden Amerika.
*Obama, Joe Biden dan Isu Imigrasi Dalam Pilpres Amerika.*
Tak jarang presiden terpilih Amerika disebabkan oleh faktor dukungan mayoritas imigran di Amerika. Salah satu contoh kandidat presiden Amerika yang membawa isu imigran dalam kampanyenya dan mendapat dukungan besar adalah Joe Biden.
Saat kampanye pemilihan presiden 2020, Biden menekankan pentingnya kebijakan imigrasi yang inklusif dan manusiawi. Dia berjanji untuk menghapus kebijakan imigrasi kontroversial yang diterapkan oleh administrasi sebelumnya dan memberikan jalan menuju status legal bagi jutaan imigran yang tinggal di Amerika tanpa izin.
Biden juga berjanji untuk mereformasi sistem imigrasi Amerika Serikat, termasuk memberikan jalan bagi warga asing yang telah tinggal dan bekerja secara legal di Amerika untuk mendapatkan status kewarganegaraan. Isu imigrasi menjadi salah satu fokus utama kampanye Biden, dan dia berhasil mendapatkan dukungan besar dari komunitas imigran serta kelompok advokasi imigran.
Pada akhirnya, Joe Biden memenangkan pemilihan presiden Amerika Serikat pada tahun 2020, dan dukungan dari komunitas imigran dianggap sebagai salah satu faktor kunci dalam kemenangannya. Kebijakan imigrasi yang inklusif dan penekanannya pada nilai-nilai kemanusiaan dalam menangani isu imigrasi berhasil meraih simpati dan dukungan luas dari pemilih imigran serta pemilih lainnya di Amerika Serikat.
Selanjutnya Presiden Amerika Barack Obama mengangkat isu imigran sebagai salah satu fokus utama. Pada tahun 2008 dan 2012, Obama menekankan pentingnya reformasi imigrasi yang komprehensif, yang mencakup pembaharuan sistem imigrasi yang usang, memberikan jalan bagi status legal bagi imigran yang tinggal di Amerika tanpa izin, serta peningkatan keamanan perbatasan.
Obama saat itubberjanji untuk menangani isu imigrasi secara holistik dan memperjuangkan Undang-Undang Reformasi Imigrasi yang Komprehensif. Selain itu, dia juga menggarisbawahi pentingnya memperkuat ekonomi dengan mengakui kontribusi imigran terhadap masyarakat dan perekonomian Amerika Serikat.
Dukungan Obama terhadap imigran, terutama imigran yang telah lama tinggal di Amerika Serikat dan berkontribusi pada masyarakat, membantu memenangkan dukungan dari komunitas imigran dan kelompok advokasi imigran. Meskipun isu imigran bukan satu-satunya faktor dalam kemenangannya, pendekatan Obama terhadap isu ini membantu memperoleh dukungan penting dari pemilih imigran dan pemilih lainnya, yang berkontribusi pada kemenangannya dalam pemilihan presiden.
*Joe Biden Kembali Angkat Isu Imigran Dalam Pilpres 2024 Mendatang*
Penerbangan ‘Rahasia’ Joe Biden membawa 33.000 migran ke New York, menimbulkan beban pajak bagi warga kota. Wali Kota Eric Adams menyalahkan Gubernur Texas, Greg Abbott, atas krisis migran di kota tersebut, sementara Abbott menuduh kebijakan kota sebagai penyebab bencana di perbatasan.
Sebanyak 37.000 migran di New York diangkut dari Texas, tetapi ada juga 33.000 migran yang diterbangkan langsung oleh Departemen Keamanan Dalam Negeri ke New York dari bandara asing, menyumbang 22% dari total migran di kota tersebut.
Salah satu imigran yang dibawa oleh Biden, seorang pria Haiti, dituduh melakukan kejahatan seksual, sementara Biden tidak melakukan tindakan apa pun untuk menegakkan hukum perbatasan, menurut Adams.
Adams memberikan keleluasaan total kepada Biden, meskipun Biden bisa menghentikan penerbangan itu, sementara Departemen Keamanan Dalam Negeri melaporkan telah menyetujui penerbangan lebih dari 386.000 imigran ke AS sejak Januari 2023.