Lunar Eclipse 2025, Gerhana bulan di Bulan Ramadhan

Pada tanggal 14 Maret 2025, fenomena alam berupa gerhana bulan total akan terjadi, di mana Matahari, Bumi, dan Bulan berada dalam satu garis lurus, menyebabkan Bulan memasuki bayangan umbra Bumi dan tampak berwarna merah darah atau yang sering disebut sebagai “Blood Moon”.

Jadwal Lengkap Gerhana Bulan Total 14 Maret 2025

Menurut Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), gerhana bulan total ini akan berlangsung selama lebih dari enam jam dengan rincian sebagai berikut:

  • Awal Gerhana Penumbra: 10.57 WIB
  • Awal Gerhana Sebagian: 12.09 WIB
  • Awal Gerhana Total: 13.25 WIB
  • Puncak Gerhana Total: 13.54 WIB
  • Akhir Gerhana Total: 15.47 WIB
  • Akhir Gerhana Sebagian: 17.00 WIB

Perlu dicatat bahwa fase gerhana sebagian dan total tidak dapat diamati dari Indonesia.

Wilayah yang Dapat Mengamati Gerhana Bulan Total

Gerhana bulan total ini akan terlihat secara jelas di wilayah Amerika Utara dan Selatan, Afrika bagian barat, Eropa bagian barat, Asia bagian timur, dan Australia bagian timur.

Dampak Gerhana Bulan Total terhadap Wilayah Pesisir

Meskipun gerhana bulan total tidak berbahaya secara langsung, fenomena ini dapat mempengaruhi kondisi alam, terutama di wilayah pesisir. BMKG memperkirakan bahwa gerhana ini dapat menyebabkan kenaikan ketinggian air laut, yang berpotensi memicu banjir pesisir atau rob. Masyarakat pesisir diimbau untuk tetap waspada meskipun dampak yang ditimbulkan masih dalam batas aman.

Gerhana Bulan Total dan Kaitannya dengan Ramadan

Menariknya, gerhana bulan total kali ini bertepatan dengan bulan Ramadan, sehingga menjadi peristiwa menarik bagi umat Muslim di seluruh dunia. Dalam Islam, gerhana bulan disebut sebagai Khusuf dan dianjurkan untuk melaksanakan Shalat Gerhana atau Shalat Khusuf sebagai bentuk refleksi dan ibadah.

Kesimpulan

Gerhana bulan total pada 14 Maret 2025 adalah fenomena alam yang menarik dan ditunggu-tunggu oleh banyak orang di seluruh dunia. Meskipun fase puncaknya tidak dapat diamati dari Indonesia, masyarakat di wilayah Indonesia bagian timur masih memiliki kesempatan untuk menyaksikan akhir fase penumbra. Selain itu, masyarakat pesisir diimbau untuk waspada terhadap kemungkinan kenaikan ketinggian air laut yang dapat memicu banjir rob. Bagi umat Muslim, fenomena ini juga menjadi momen untuk meningkatkan ibadah dan refleksi diri selama bulan Ramadan.

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *